Selasa, 17 Maret 2009

Minggu, 23 November 2008

Hujan turun begitu derasnya, mengalir ribuan harapan dan penderitaan dikandungnya. Titik-titik air berjatuhan detik demi detik, mereka secara bertahap mengalir dan menetes bagai harapan akan cintaku yang mungkin hanya angan-angan dalam kenangan.
Diriku kini hanyalah bagai seorang bocah kecil yang merengek pada mimpi. berharap bahwa seolah masa laluku yang dipenuhi kejayaan yang indah kembali tanpa berlalu tiada berbekas. diriku yang sesaat lalu hanya seorang bocah yang bergelimang diantara kebahagiaan, kini menjadi seseorang yang hidup dengan tekanan dalam rangka meraih kembali kebahagiaan tersebut. Telah kucoba melewati berbagai rintanganku, dan pada saat itu pula kutahu bahwa diriku yang dahulu menjadi sosok orang yang penuh pengharapan tetapi nihil perbuatan; seorang yang pikirannya dipenuhi ribuan cita-cita tetapi tiada usaha dan pula anganku yang dihiaskan berbagai kehidupan tanpa mengerti apalah makna kehidupan yang sebenarnya.
Kini ku tak ingin diriku seperti ini, kuingin kembali seperti dulu; sebuah saat dimana ku dipenuhi berbagai angan-angan yang satu-persatu telah kucapai. dan bukanlah menjadi sesosok manusia penuh nafsu tanpa mengetahui apa yang harus ia lakukan, bagai seekor keledai yang tanpa tuannya tidak akan pernah melaju ke depan dengan tegak, tetapi berjalan dengan kepala tertunduk, sebuah penyesalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar